Selasa, 13 Oktober 2009

Budidaya Jamur Tiram

Mudah Diterapkan untuk Pemula

Banyak menu makanan yang menggunakan jamur sebagai bahan dasar utamanya. Rasanya yang mirip daging ayam ini, jadi alternatif konsumsi kebanyakan vegan (sebutan bagi vegetarian). Cita rasa khas inilah, membuatnya banyak dicari dan tentu berdampak pada peluang ekonomi.
Tak sedikit orang yang tertarik untuk membudidayakan jamur tiram ini sebagai alternatif peluang usaha cukup menjanjikan. Pasalnya, jamur ini merupakan salah satu jenis komoditi produk konsumsi yang memiliki pangsa pasar luas. Artinya, hampir di semua negara menjadikannya sebagai alternatif konsumsi sehat, termasuk Indonesia.
“Namun disayangkan, pasarnya masih terbatas. Jangankan untuk pasar luar negeri, untuk memenuhi pasokan lokal saja masih kekurangan,” kata Pembudidaya Jamur Tiram di Malang, Edgar Wbisono.
Dari sini menunjukkan, kalau kebutuhan pasar jamur tiram masih mendapat prioritas di kalangan konsumen. Harganya pun tergolong masih menunjukkan nilai tinggi, yaitu Rp 12.500 per 300 gram untuk ukuran pasar tradisional. Sedangkan harga untuk kelas supermarket lebih tinggi, yaitu Rp 22 ribu per 300 gram. Demikian halnya dengan permintaan pasar jamur tiram yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.Bagi Anda yang berminat untuk turut meramaikan pasar jamur tiram, bukan tak mungkin dapat melakukan proses budidaya. Masih awam dan belum mengenal budidaya jamur tiram, bukan jadi kendala. Sebab, prosesnya tergolong cukup mudah dan efektif dilakukan bagi Anda yang pemula sekalipun. Ingin tahu kiat budidaya jamur kayu satu ini?
Kenali FisiologisnyaDiantara banyak jenis jamur, jamur tiram ini termasuk dalam kategori tanaman konsumsi.Ciri yang khas ada pada tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Selain itu, tekstur permukaan tudung licin dan mengkilap. Demikian juga bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun agak rapat.
“Disini terjadi fase perubahan bentuk, yaitu sewaktu muda bilahnya berwarna putih dan semakin tua jadi krem kekuningan dengan ukuran sekitar 1-3 cm. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tinggi sekitar 25-30 °C,” ujar Edgar.
Kontrol Kelembaban Lingkungan Untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tidak sesulit yang dibayangkan. Hanya masalah perlakuan lingkungan harus diperhatikan benar, dimana pada habitatnya ia lebih menyukai area dataran tinggi sebagai optimalisasi proses pertumbuhan. Itu didukung pula dengan tingkat kelembaban yang jadi sarat hidup mutlak.
Kondisi lembab dan dingin yang sesuai dengan karakter jamur, membuat bentuknya semakin besar. Namun tak perlu berkecil hati, bagi Anda yang tinggal di dataran rendah dan berniat melakukan budidaya jamur tiram. Sebab, ada alternatif yang tetap bisa dilakukan, seperti membuat kondisi lingkungan tempat tinggal jamur (minimal hampir sama) dengan habitat aslinya.
Namun penerapannya pun perlu dilakukan secara ekstra dari perlakuan jamur untuk daerah dingin. Alternatifnya, bisa dengan membuat lingkungan untuk selalu dalam keadaan lembab. Menyiram bagian tanahnya secara rutin, jadi salah satu cara untuk membuat tingkat kelembaban yang cocok. Sedangkan untuk bagian tanaman jamurnya tak perlu disiram, karena hanya faktor lingkungan tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan.
Pemberian ventilasi (sistem sirkulasi) pada rumah jamur, juga jadi aspek pendukung. Maka, banyak pembudidaya jamur yang menerapkan bilik anyaman bambu sebagai rumah jamur. Untuk perputaran udara yang baik, idealnya diberi jendela. Penerapan jendela ini, dilakukan 30 cm dari tanah dan hanya dibuka pada waktu malam hari. Sebab di malam hari, merupakan saat dimana jamur mengalami proses pertumbuhan dan sirkulasi udara yang baik akan membantunya.
Apa Saja yang Harus Diperhatikan?• Bibit Untuk budidaya jamur tiram, dapat menggunakan substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu atau sekam. Namun untuk mempermudah proses ini, banyak perusahaan penyedia bibit jamur yang sudah mengemasnya dalam bentuk bag log. Artinya, bibit sudah tertanam dalam media tanam dan hanya siap untuk masa panen, sehingga hal ini akan mempermudah pembudidaya jamur tiram yang masih tergolong pemula.
• Rumah Jamur Penyiapan bangunan untuk mendukung proses hidup jamur, dapat porsi cukup penting untuk diperhatikan, dimana bentuk dan ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, penerapan untuk kebutuhan sekitar 500-1.000 buah bag log, diperlukan bangunan dengan ukuran 6mx4mx4m. Bahan yang diperlukan untuk aplikasi rumah jamur berupa tiang, kaso, dan terbuat dari bambu atau kayu yang telah diawetkan.
• Jaga TemperaturPemeliharaan sub-start tanam dalam hal ini, harus memperhatikan faktor lingkungan. Selama pertumbuhan bibit (serat atau miselia seperti benang kapas), temperatur diatur antara 28-300C. Sementara untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen, temperatur diatur antara 26-280C.
Selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh buah, kelembaban udara diatur sekitar 90%. Sebab kalau kurang, maka sub-strat tanam akan mengering. Agar kelembababan terjamin, lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari.
Masa Panen “Jamur termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Buahnya dapat dipanen dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan,” jelas Edgar.
Dengan frekuensi panen yang dilakukan setiap hari, karena pertumbuhan masing-masing tanaman yang bervariatif. Pemanenan jamur bisa dilakukan antara 4-8 kali dan jumlah jamur yang dipanen per musim. Setelah melewati masa panen, sisa pembibitan harus dibuang dan menggantinya dengan bag log bibit baru. Barulah, jamur tiram siap dipasarkan.
Manfaat&Kandungan Jamur TiramJamur ini terkenal dengan rasa lezat dan aromanya tajam seperti merica. kandungan gizinya pun cukup tinggi, yaitu dengan komposisi protein sekitar 10-30%, vitamin C antara 36-58 mg/100 gram. Biasanya sosok jamur tiram ini ada pada menu masakan, seperti nasi goreng jamur dan panggang jamur.
Jamur tiram selain dapat disayur, juga dapat diolah jadi makanan lain. Misalnya kerupuk, keripik atau dengan nama lain tiram crip atau tiram chips. Selain itu, juga populer sebagai masakan sup dan pepes. Banyaknya penggemar jamur tiram, karena terdapatnya banyak kandungan nutrisi di dalamnya yang terdiri atas kadar air (92,2%), lemak (1,1%), karbohidrat total (59,2%), serat (12%), dan nilai energi (261%). [santi]

Bisnis Tanaman Hias,Lagi Lesu Darah


BISNIS TANAMAN HIAS,
LAGI LESU DARAH

Sejak akhir tahun 2007 lalu, bisnis tanaman hias lesu, letoy dan memble. HP saya setiap hari penuh dengan pesan singkat berisi keluh-kesah dari teman-teman dari Sabang sampai Merauke. Tak sedikit yang putus asa dan bertanya: Apa tanaman masih punya prospek sebagai bisnis? Bahkan ada sejawat, saking kesalnya dicekam rasa sepi, mau melego tanah, greenhouse beserta tanamannya.
Mengapa Bisnis Tanaman hias jadi letoy dan lesu darah begini? Barangkali ada beberapa faktor yang yang perlu kita analisis seperti uraian dibawah ini :
Faktor pertama, tentu saja, situasi perekonomian. Survei yang dilakukan Bank Indonesia menemukan, bahwa Indeks Keyakinan Konsumen di bulan Januari 2008 merosot jauh dan ini tercatat merupakan posisi terendah sejak sembilan bulan terakhir (Kontan, 13 Feb. 2008). Apa maknanya? Hasil survei itu mengindikasikan, orang Indonesia semakin pesimistis dengan kondisi ekonomi saat ini. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok membuat prospek ekonomi nasional menjadi tak menentu.
Faktor kedua, ialah cuaca. Hujan turun terus-menerus di berbagai daerah. Kalau tidak banjir, gempa bumi, tanah longsor, ombak atau air laut yang naik pasang. Ini memang force majeur. Tak bisa diprediksi, tak bisa disesali. BMG menyebutnya sebagai anomali cuaca akibat Global Warming. Banyak yang tidak sadar, dunia tanaman hias juga sedang mengalami situasi yang disebut anomali orientasi. Setelah Anthurium turun panggung, kita merindukan jagoan baru. Persis seperti yang terjadi setahun sebelumnya, saat aglaonema tak lagi dicari, kita linglung seakan kehilangan tokoh idola. Yang menarik, entah kebetulan atau tidak, para jagoan itu biasanya turun panggung memilih moment sensitif: pada akhir dan awal tahun. Hanya tahun ini, banyak orang bilang, waktunya berlangsung terlalu lama.
Sebetulnya sudah banyak yang melakukan ice breaking dengan mencoba mengatasi situasi stagnan ini. Misalnya, mencoba mengintroduksi superhero baru berupa tanaman-tanaman alternatif sebagaimana tahun lalu, melahirkan Pachypodium, Adenium Bonsai, Sansevieria dan Puring impor.
Menjelang tahun 2008, tanaman Senthe sempat ditawarkan lengkap dengan ‘cerita’ di baliknya. Misalnya, tanaman itu bagus untuk mengusir setan atau menghalau pengaruh black magic dan sebagainya. Ada juga upaya mencoba menyodorkan alternatif lain seperti Pakis Monyet, tanaman yang bentuk dan bulunya mirip seekor monyet itu. Supaya keren, tanaman itu juga dilumuri aneka mitos. Misalnya, Pakis Monyet atau juga disebut Pakis Hanoman itu adalah tanaman kesukaan Sun Go Khong, tokoh kera dalam mitologi klasik Cina. Lalu Sanse dan seterusnya.
Banyak orang bertanya; apa tanaman baru yang bakal ngetrend di tahun 2008 Maksudnya, apa atau siapa jagoan baru mendatang? Saya kira, kosa tanaman hias sejak dulu ya itu-itu saja. Yang ada siklus tanaman. Misal, tanaman lama, yang dulu tidak diperhitungkan, tiba-tiba muncul, diburu orang, dan bisa dijual dengan harga mantap. Coba siapa sangka Anthurium bakal berharga jutaan padahal tahun-tahun sebelumnya disepak-sepak? Terus ada yang bilang, supaya tanaman itu ngetrend, dan jadi jagoan, harga tanaman itu harus bagus. Dan supaya harga bagus maka tanaman itu harus sedikit populasinya. Kalau populasinya banyak orang sudah pasti enggan memburu.
Rekayasa PopulasiKalau mau repot, sebetulnya ada cara klasik tapi jitu untuk menciptakan superhero baru. Yakni, melakukan rekayasa populasi, dengan cara menguasai atau memonopoli peradarannya. Sikat habis barang yang beredar di pasaran lalu secara pelahan-pelahan, dan sedikit demi sedikit digelontorkan ke pasar dengan harga semakin meningkat.
Beberapa tahun lalu, Adelia, aglo hibrida silangan Greg Hambali (biasa disebut aglo-aglo lokal) sempat di’habisi’. Alih-alih tanaman itu jadi dilupakan orang dan tidak laku, eh tanaman tersebut malah menjadi incaran orang. Kalau ingatan kita masih jernih, saat itu perimbangan supply dan demand sempat terguncang. Pedagang penasaran, ujungnya juga end users ikut kalap, sibuk berburu, membeli berapa pun harganya, kuatir harga naik lagi. Persis saat orang kesurupan Anthurium belum lama berselang.
Kata sahibul hikayat, ada sejumlah actor intelectual di belakangnya. Merekalah yang menghabisi, dan yang kemudian melepasnya ke pasaran dalam jumlah terkendali. Maksudnya, menjaga populasi agar harga meningkat. Harga Adelia pun dengan cepat merambat naik, dari cuma Rp. 90rb, merambat menjadi Rp. 125ribu sampai kemudian sempat mencapai Rp. 600rb per helai daunnya. Euphoria Adelia, tak syak mendongkrak pamor aglo-aglo Greg lainnya. Harga Tiara sempat dihargai Rp. 3 juta, Widuri dihargai Rp. 5 juta, dan Hot Lady dihargai sampai Rp 6 juta per daunnya.. Heran juga, waktu itu saya rela membeli anakan Hot Lady 3 daun hasil splitan, seharga Rp.17,5 juta per pot. Lupa-lupa ingat, pasti waktu itu saya berpendapat, belum trendy kalau tidak punya aglo-aglo Greg Hambali.
Aglo-aglo lokal pun bersimaharajalela di pasaran. Harga memang naik, tapi populasinya juga tak terkendali. Apesnya, di saat itu, para actor intelectual mulai menyapih pasar. Mereka menjual dengan harga tinggi tapi tak kunjung membeli kembali. Mekanisme pasar akhirnya yang bekerja secara alamiah. Harga pun anjlok karena tidak ada ‘badan penyangga’ lagi di sana. Saya kaget campur haru, belum lama ini membaca ada sebuah nursery menawarkan harga sehelai daun Adelia ‘hanya’ Rp. 100rb per helai daunnya. (LangitLangit.com, 24 Jan. 2008).
Belajar Sampai Negeri CinaBelakangan ini, harga anthurium juga semakin hari semakin merosot. Di milis atau di forum diskusi, penurunan harga itu dibilang sebagai “koreksi harga” atau “harga terkoreksi”. Makna semantik dari kata-kata itu adalah bahwa harga yang dulu salah, dan karena sudah dikoreksi, harga yang sekarang dianggap benar. Tapi apa itu anggapan correct (benar)?
Ada cerita menarik. Ketika pertama dimunculkan, harga Senthe Wulung mencapai Rp. 250rb. Banyak pedagang memborong karena beranggapan, tanaman mirip talas ini bakal menjadi jagoan baru. Tahu-tahu orang sudah menjual dengan harga lebih murah. Dan mendadak sontak tanaman ini ada di mana-mana. Baru tahu kita, populasinya banyak. Tanaman ini bukan tanaman asing untuk masyarakat Indonesia. Senthe termasuk keluarga Caladium. Di beberapa daerah tanaman yang bikin gatal itu biasa untuk pakan kambing atau ikan gurame. Kasus hampir sama terjadi pada Pakis Monyet tadi. Waktu pertama keluar, harga satu potnya dihargai Rp. 250rb. Tapi hanya dalam hitungan bulan, harganya memble. Belakangan ketahuan, tanaman itu mudah diambil dari hutan-hutan di Palembang.
Jadi harga yang turun ternyata bukannya membuat orang datang memborong, tetapi malah membuat orang semakin takut membelinya. End users dan pedagang takut, kalau-kalau harga nanti bakal merosot lagi. Saya kira justru logika kita yang harus dikoreksi: Tidak benar harga anthurium atau aglaonema yang semakin murah, membuat orang berduyun-duyun membelinya tapi justru membuat orang lari tunggang-langgang menjauhinya.
Ada yang sinis, itulah memang tabiat jagoan kandang. Tidak kuat nyali. Lebaran masih dua minggu, harga sudah dibanting-banting. Jagoan baru yang kita mau tentu harus tahan banting dan tidak cemen. Indikasinya bisa dilihat di meja-meja para pedagang. Kenapa?Pertama, pedagang tanaman (biasanya) tidak pernah pro-end user tapi lebih pro-kantong sendiri. Dia bukan memikirkan murah atau mahal. Tetapi mana yang bisa dijual dan menguntungkan. Kalau tanaman itu tidak bisa dijual apalagi tidak menjanjikan keuntungan, mereka tentu akan malas memasarkannya.
Kedua, pedagang juga butuh kepastian. Kalau harga tidak pasti, mereka pasti ogah membeli dan menjual nya. Padahal kenyataannya, tidak hanya harga, untuk tanaman-tanaman yang kita jagokan pasokannya saja sering-sering tidak pasti. Dari pengamatan saya singgah ke beberapa daerah baik di Pulau Jawa maupun di Luar P. Jawa selama awal tahun ini, hasilnya memang agak pahit.
Kalau tanaman impor lebih berjaya, pasti bukan salah bunda mengandung. Tanaman-tanaman impor punya kalkulasi bisnis yang jelas. Ada komponen harga yang pasti, seperti bea cukai, beaya karantina, pajak impor, ongkos cargo dan lain-lain yang membuat harga tanaman memiliki harga standar dan tidak bisa dibuat seenak udel.
Repotnya kalau kita bilang “impor”, rasa nasionalisme kita langsung bangkit. Kita lalu menyerang anthurium impor, aglo impor, pepaya impor dan barang-barang impor lainnya dengan membabi buta dan menyebar fitnah keji. Padahal, sudah sejak dulu kita dianjurkan belajar sampai ke negeri Cina. Mestinya kalau suasana tahun baru masih sepi, ya, sabarlah. Kita tidak sendiri.

Menang-kalah dalam kontes memang tak bisa dipastikan, tapi semakin dekat dengan konsep penjurian, maka nilai tinggi akan lebih mudah dicapai. Tanpa menghilangkan nilai idealisme seni, bonsai tetap memberikan nilai tinggi. Bahkan dengan melihat aturan tersebut, mampu meningkatkan ketajaman seni dari pebonsai pemula.

Wawang Sawala, Juri Bonsai Indonesia, mengaku kalau masih ada pebonsai yang ikut dalam kontes, tapi tak mengerti apa saja yang dinilai. Sebab, masih banyak yang menilai bonsai sebagai satu karya seni yang hanya dilihat sebagai seni tanpa ada aturan baku.
Padahal bila dilihat ke belakang – di edisi Tabloid Gallery sebelumnya – kontes bonsai penuh dengan tahapan penilaian yang kompleks. Akhirnya yang ada saat kontes adalah peserta protes kenapa miliknya tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.
“Saat dibalik Tanya, apa mereka mengerti apa saja yang dinilai, baru mereka diam. Dan ironisnya, hampir di setiap kontes akan muncul pebonsai yang mengungkapkan kekecewaan yang sama, tanpa tahu sebabnya,” ungkap Wawang.
Padahal hal seperti ini bisa dihindari dengan mengetahui dan mau belajar apa saja yang harus disiapkan, mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk ditampilkan. Sebab, bagaimana pun juri tetap mengacu pada draft yang sudah disetujui oleh perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI).
Dan tentunya, para juri yang diambil memang mempunyai kompetensi yang sesuai. Bila aturan sudah dipahami, maka akan mudah untuk memprediksi hasil yang keluar dan bila tak sesuai bisa dilakukan diskusi dengan juri.
“Kalau peserta sudah mengetahui materinya, itu lain soal, karena jadi satu diskusi positif, bukan debat kusir. Dari situ, maka akan muncul pembelajaran baik bagi penghobi maupun juri,” ujar Wawang.
Untuk penilaian, juri akan menggunakan lima skala, yaitu mulai dari kurang dengan nilai 51-60, kemudian cukup mulai dari 61-70, baik nilai 71-80, dan terakhir sangat baik 81-90. Pada penentuan bendera, maka akan ada akumulasi nilai, dimana berhak menyandang bendera merah dengan nilai di atas 321.
Sedangkan satu tingkat di bawahnya, antara 301-320 dan di level paling bawah untuk mendapatkan bendera dengan kisaran nilai 281-300. Biasanya, bendera merah akan menempati bagian yang terbaik. Sedangkan untuk posisi di bawahnya, ada yang mengguankan warna kuning dan hijau.
Lekukan Indah di Gerak Dasar
Pada penilaian di gerak dasar, maka fokusnya adalah di akar dan batang, sehingga pebonsai harus memperhatikan kemana arah gerakan akar dan batang. Bagi para senior, tentu sudah mengerti mana yang baik dan tidak, tapi untuk pemula cukup kesulitan untuk membentuk bagian akar dan batang.
Akar harus memperlihatkan kekuatan untuk menopang batang dengan minimal tiga titik. Akan lebih baik, bila akar terlihat melingkar dari seluruh bagian batang.
“Tiga titik jadi angka minimal untuk menopang dan itu harus dimiliki. Sebab akar mempunyai tiga fungsi, yaitu menahan pohon, menentukan keberadaan, dan tentunya fungsi utama menyerap makanan,” terang Wawang.
Bentuk batang juga akan mempengaruhi gerakan akar, karena di batang yang miring maka akar harus lebih kuat pada arah condongan untuk menahan batang. Jika batang ke kanan, maka akar harus lebih banyak di bagian kanan, bukan di kiri. Jadi bila mendapatkan akar yang kurang seimbang, bisa dilakukan penempelan untuk memperkuat/memperbesar bagian akar.
Gerakan batang juga akan mempengaruhi, selain dari ukuran yang makin kecil ke puncak liukan lebih baik bila tidak berkesan datar. Contohnya, untuk gaya in-formal liukan harus mampu memberikan dimensi dengan gerakan ke depan kiri dan kanan. Jadi, saat melakukan tekuk batang harap dipertimbangkan konsep ini.
Karakter tua juga masuk dalam gerak dasar, sehingga jenis yang mampu mengeluarkan karakter tua, seperti santigi maupun cemara udang maupun beringin, mampu memberikan nilai yang baik. Dengan kontur pecah di batang, terutama pada senitigi, mau-tidak-mau jenis ini punya kelebihan.
Proporsional untuk Kematangan
Kematangan lebih menunjukkan adanya satu keseimbangan ukuran antara akar, batang, cabang, dan ranting. Di sini, kombinasi ke semua bagian akan membentuk satu visualisasi yang indah. Jadi bila batang yang muncul mempunyai diameter sekitar 5 cm, maka cabang yang keluar setidaknya mempunyai ukuran 2-3 cm.
“Untuk bagian ini, orang awam biasanya sudah bisa merasakan apakah ukurannya seimbang atau tidak,” imbuh Wawang.
Kelengkapan tanaman juga memberikan nilai untuk melihat ketuaan tanaman, dimana semakin lengkap bagian tanaman, nilainya makin tinggi. Namun bukan berarti banyak cabang akan memperbanyak nilai, karena yang diutamakan adalah bagian fisiologis, yaitu akar, batang, cabang, ranting, dan daun.
Dengan posisi yang lengkap, maka dimensi atau kesan besar dan jauh dari pohon harus terlihat. Caranya, bisa dengan memberikan gerakan cabang atau ranting di bagian belakang tanaman. Posisi batang juga menentukan penilaian. Contohnya, gaya tegak ke atas baik diletakkan di tengah pot. Jadi, pot dan tanaman jadi satu-kesatuan bentuk yang tak bisa dipisahkan.
Keserasian dari Kombinasi Aksesoris
Pada poin keserasian, ini jelas harus menunjukkan proporsi dan keserasian dari semua bagian tanaman, termasuk masalah kesehatan. Di sini jelas sehat harus didapat dengan ciri daun yang mengkilat. Lalu, bagaimana dengan bonsai yang menggunakan gaya rontok daun?
“Rontok masih bisa tergolong sehat, seperti halnya pohon jati saat musim meranggas akan kehilangan semua daunnya. Bahkan untuk gaya ini, nilainya sering mendapatkan apresiasi bagus, karena jarang yang berani melakukannya. Selanjutnya adalah peletakan dalam pot,” kata Wawang.
Posisi akan menentukan prestasi, memang bukan hanya slogan buat mencontek. Sebab, di bagian ini akan memberikan nilai cukup besar. Kombinasi serasi antara pohon dengan pot, jadi hal penting, terutama dari bentuk, kedalaman, dan warna. Bentuk pot bulat akan baik digunakan pada gaya ke atas tegak dengan cabang dan melingkar. Sementara warna, memang lebih mencerminkan kesan tua dengan coklat tua maupun coklat muda.
Kemudian untuk menjadikan tanaman berkesan tua, tentu harus mempunyai bagian yang mati, tapi tetap menempel. Di bagian ini tentu akan memberikan kesan tua yang kental, apalagi bila dilakukan penghalusan untuk memunculkan warna alami kayu. Hindari penggunaan cat, karena juri akan memberikan catatan khusus. Selain itu, melakukan penempelan batang mati untuk memberikan kesan tua masih belum diijinkan.
Hukum Alam di Penjiwaan
Keseimbangan optik di sini jelas mengutamakan kemudahan dalam melihat bonsai. Artinya, bentuk keseluruhan tanaman tidak ada kejanggalan. Jadi, sangat penting untuk memperhatikan tajuk berdasarkan sinar matahari. Di sini tajuk yang terkena sinar langsung harus lebih besar dibandingkan yang tertutup.
Selanjutnya adalah gerakan batang yang akan mencirikan dimana dia tumbuh, sehingga tak sekedar mengolah gaya, tapi harus berdasarkan hukum alam. Contohnya, untuk tegak lurus harus mencirikan tumbuh di wilayah yang luas, sehingga cabang dan ranting punya gerakan lebih bebas.
Bonsai sebagai karya seni, mau-tidak-mau harus memberikan pesan yang menyesuaikan dengan kondisi fisiologisnya. Contohnya, bonsai yang hidup di daerah gersang harus mencirikan kesulitan mendapatkan air. Begitu juga untuk daerah yang subur, maka tanaman harus terlihat gemuk dan sehat.

Manfaat Tanaman Hias

Percantik Rumah AndaDengan Aneka Tanaman Hias
Kehadiran tanaman dirumah anda, selain sedap dipandang, juga memberikan kesegaran udara baik di teras maupun bagi ruangan lainnya di rumah. Lalu, tanaman apa saja yang cocok bagi rumah anda ?
Tanaman untuk ditempatkan diteras rumah anda sebaiknya jangan yang berukuran terlalu gede karena masalah keterbatasan lahan. Alternatif pilihannya berkisar pada tumbuhan bugenvil, kaca piring, palem, pandan bali, dan pisang kipas yang berukuran kecil. Lazimnya, orang menggunakan rak atau pot gantung yang bisa menampung lebih banyak jenis tanaman. Rak pot yang dijual di pasaran bentuknya bermacam-macam. Yang dekoratif terbuat dari rangka besi yang dibentuk dengan cantik dan artistik.
Agar tak terlalu berat, biasanya rak memuat pot bertumbuhan kecil dan berbunga. Seperti adenium dan euphorbia, dua tanaman yang tengah naik daun. Boleh juga Aglaonema, tanaman berdaun merah dan hijau, serta bunga aster warna-warni dan anthurium. "Kebanyakan orang memang cenderung memasang dan memilih tanaman berbunga agar keindahannya maksimal,"Untuk pot yang ditaruh di lantai, biasanya isinya tanaman besar memakai pot berkaki. Untuk yang lebih kecil, kini banyak tersedia aneka pot plastik yang sedang populer. Pilihan lain, ada pot pilar, yakni pot berbentuk kotak yang memanjang ke atas.
Supaya hemat, dianjurkan pemakaian pot besar yang bisa memuat bermacam tanaman. "Dalam pot itu, tak ada batas antar tanaman. Jadi, bisa diatur gradasi warnanya agar makin ciamik,".Di tanah yang berbatasan dengan teras, cocok ditanami tumbuhan perdu agar air hujan yang jatuh tak memantul balik dan masuk ke teras. Maria menyarankan Anda memilih tanaman teh-tehan, krokot, oleander, bungur, dan palem ekor tupai.
Bila ingin perdu yang menebarkan wangi, pilihlah tanaman melati. Jika ingin tanaman perdu berbunga, ada pula jenis baby rose. "Bagi yang ingin tanaman cepat rimbunnya dan berbunga semarak, pilihlah lantana,".
Tanaman Hias .. Refresh Your Mood !!
Bayangkan ketika anda memasuki sebuah rumah yang teduh dan asri dikelilingi dengan aneka jenis tanaman hias, dikelilingi aneka pohon berbunga, aneka tanaman perdu, tanaman rambat, hingga aneka pepohonan buah yang rindang, Sehingga sejauh mata memandang pemandangan utama yang menghampar dari seluruh ruangan di dalam rumah hingga keseluruh penjuru halaman adalah hamparan warna-warni bunga tanaman yang nampak asri dan menyejukkan mata, tempat tinggal yang demikian terasa begitu tenang dan damai menyejukkan hati. Keruwetan hidup perkotaan akan meleleh dan perlahan sirna begitu menginjakkan kaki di rumah yang sejuk, teduh dan penuh dengan kedamaian itu.
Tanaman bukanlah sekadar hiasan. Tanaman hias sebaiknya juga memenuhi fungsi sebagai "peneduh" dan filter “penyaring” debu dan udara. Setelah penghuni rumah sehari penuh didera kesibukan bekerja. Apalagi jika harus menempuh perjalanan panjang menuju dan pulang dari tempat bekerja, akan memperoleh ‘recharge jiwa’ setelah menikmati hamparan tanaman hias koleksinya. "Seger rasanya kalau melihat banyak daun, mekar dan merekahnya kembang serta ranumnya aneka buah dihalaman rumah kita.
Nilai Ekonomis Tanaman Hias"Kolektor, hobbyist, dalam mengoleksi tanaman lebih didorong pertimbangan bahwa tanaman yang ia koleksi itu punya nilai dan tidak terlalu sulit dibudidayakan," Tidak mungkin seseorang mengoleksi tanaman yang dianggapnya tidak punya nilai jual. Demikian pula jika tanaman mudah berkembang biak, misalnya melalui bijinya yang melenting seperti tanaman adenium dan anthurium. Pertimbangan lain dalam megkoleksi tanaman hias adalah aspek kelangkaan. Semakin langka suatu tanaman hias, semakin jarang orang memiliki, semakin menimbulkan kebanggaan tersendiri.
Itu pula sebabnya banyak kolektor bertahan memilih anthurium, aglaonema, adenium, euphorbia, philodendron, sansevieria, bromelia, yang banyak beredar di pasaran saat ini. Budi daya tidak terlalu sulit, tetapi perawatan juga tidak terlalu mudah, dan harga di pasaran terus terjaga. Memang, kenyataan anthurium sedang turun di pasaran, tetapi pasar aglaonema mantap. Sebaiknya anda tetap tekun merawat tanaman koleksi anda seperti adenium, euphorbhia, anthurium Jenmanii dan Gelombang Cinta dengan sebaik-baiknya walaupun harga tanaman hias secara umum saat ini sedang anjlok, bahkan jatuh pamor.
Mengoleksi tanaman hias, memang kemudian terpulang pada tujuan anda masing-masing. Kurniawan membedakan jenis itu menjadi kolektor sejati, hobbyist, dan user atau pelaku. Sebagai pedagang, pada saat-saat memasuki masa sepi pasar seperti kali ini, ia tetap bisa santai menghadapinya. Ia mengaku acap menghabiskan waktu bersama teman-temannya, ngobrol sambil minum kopi di depan deretan koleksi anthuriumnya,

Minggu, 11 Oktober 2009

Media Tanam Euphorbia milii

Euphorbia milii suka media kering, dan porous (tidak mengikat air terlalu lama). Drainase yang buruk, akan membuat busuk akar. Berdasarkan pengalaman sejumlah nurseri, media tanam yang akan menghasilkan Euphorbia mili Anda sehat dan rajin berbunga adalah campuran serbuk kelapa (cocopeat), sekam bakar, sekam biasa, pasir kasar/ pasir malang dan pupuk kandang. Serbuk kelapa yang digunakan sebaiknya dipilih yang masih baru. Serbuk kelapa lama, biasanya banyak menyimpan air.

Bisa juga gunakan campuran pasir kasar/ malang, sekam biasa dan pupuk kandang.

Penting. Sebelum, digunakan, media sebaiknya disterilkan dulu agar terbebas dari bibit penyakit. Caranya, serbuk kelapa dikukus selama 1-2 jam. Sedang pupuk kandang, sebaiknya yang sudah matang dan steril yang ditandai dengan warna hitam pekat. Hal ini untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

Jangan gunakan tanah merah atau tanah liat, karena daya ikat airnya cukup tinggi.

Selasa, 06 Oktober 2009

Budidaya Tanaman: MAWAR (Rosa damascena Mill. )

1. SEJARAH SINGKAT Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). 2. JENIS TANAMAN 
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut: 
Kingdom 
: Plantae 
Divisi : Spermatophyta 
Sub Divisi : Angiospermae 
Kelas : Dicotyledonae 
Ordo : Rosanales 
Famili : Rosaceae 
Genus : Rosa 
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain. 

Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun. 

Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm. 

Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman. 

3. MANFAAT TANAMAN 
1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors). 
2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor. 
3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual. 
4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri). 

4. SENTRA PENANAMAN 
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta. 
5. SYARAT PETUMBUHAN 
5.1. Iklim 
1. 
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. 

2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. 
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

5.2. Media Tanam 
1. 
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. 

2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. 
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. 
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar. 

5.3. Ketinggian Tempat 
Mawar tumbuh baik pada: 
1. 
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28–30 derajat C. 
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24–27 derajat C. 
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. 
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl. 


6. PEDOMAN BUDIDAYA 
6.1. Pembibitan 
Persyaratan Bibit 
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang). 

Penyiapan Benih 
Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji: 
a) 
Pemilihan buah 
- Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan. 
- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon. 

b) Perlakuan After Ripening 
- Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1). 
- Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai. 
- Siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab). 
- Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm. 
- Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diperlukan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar). 


Teknik Penyemaian Benih 
a) 
Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai. 
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air 
c) Cuci biji mawar dengan air bersih. 
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian. 
e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai. 

Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian 
a) 
Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari. 
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1). 

Pemindahan Bibit 
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen). 


6.2. Pengolahan Media Tanam 
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag. 
Persiapan 
a) 
Penyiapan lahan kebun/taman 
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka). 
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil. 

b) Penyiapan media dalam pot 
- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1. 
- Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat. 
- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru. 

c) Pengisian media tanam ke dalam pot 
- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air. 
- Basahi pot dengan air hingga cukup basah. 
- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat. 
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting. 
- Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.

eracun. 


Pembentukan Bedengan 
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya. 


Pemupukan 
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman. 


6.3. Teknik Penanaman 
Penentuan Pola Tanam 
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya. 


Pembuatan Lubang Tanam 
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45–55 cm. 

Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan. 


Cara Penanaman 
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag. 

Cara penanaman bibit mawar cabutan : 
a) 
Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan. 
b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20–25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek). 
c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril. 
d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1–2 cc/liter selama 15–30 menit. 
e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang. 
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah. 
g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah. 
h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari. 

Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut: 
a) 
Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah. 
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut. 
c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan 
d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.

6.4. Pemeliharaan Tanaman 
Penyiangan 
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. 
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul. 


Pemupukan 
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. 

Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90–135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari setelah tanam. 

Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3–4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5–450 kg Urea ditambah 525–700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah. 


Pengairan dan Penyiraman 
Pengairan dan penyiraman dilakukan: 
a) 
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media). 
b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi. 
c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor). 




7. HAMA DAN PENYAKIT 
7.1. Hama 
1. 
Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids) 
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga. 
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.). 
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan. 

2. Kumbang 
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm. 
Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman. 
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan. 
3. Siput berbulu 
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar. 
Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun. 
Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan. 
4. Tungau (Tetranychus telarius) 
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik. 
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan. 
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan. 
5. Thrips 
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan. 
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya. 
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan. 

6. Nematoda akar (Meloidgyne sp.) 
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop). 
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar. 
Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam. 

7. Hama-hama lain: 
a) 
Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong. 
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan. 
b) Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga. 
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun. 
c) Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran. 
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun. 
d) Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat. 
Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan. 
e) Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm, 
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). 
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan. 
f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, 
Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. 
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan

n bunga mawar pada malam hari. 
8.2. Cara Pemetikan Bunga 
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril. 
8.3. Periode Panen 
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun. 
8.4. Prakiraan Produksi 
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000–280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun. 

9. PASCA PANEN 
9.1. Pengumpulan 
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar: 
a) 
Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air. 
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya. 
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur: 

Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih). 

9.2. Penyortiran dan Penggolongan 
1) 
Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri. 
2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm. 

9.3. Penyimpanan 
1) 
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %. 
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik. 

9.4. Pengemasan dan Pengangkutan 
1) 
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga. 
2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik. 
3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar. 
4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh. 
5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab. 


10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN 
10.1. Analisis Usaha Budidaya 
Perkiraan analisis usaha budidaya mawar seluas 1100 m2 selama 1 tahun yang dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Produksi per m2/tahun minimal 50 kuntum bunga dan harga penjualan terendah Rp. 200,-/kuntum.